Main Ke Parangtritis, Jangan Lupa Mampir Ke Surganya Bawang Merah Yogya
Main Ke Parangtritis, Jangan Lupa Mampir Ke Surganya Bawang Merah Yogya

Main Ke Parangtritis, Jangan Lupa Mampir Ke Surganya Bawang Merah Yogya

banner



SUARAKAN.COM : Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul Yogyakarta masih menjadi primadona wisatawan lokal untuk berlibur di masa pandemi Covid-19 ini.

Namun selain memiliki pantai yang bisa buat bermain air dengan pemandangan sore nan nyaman, Parangtritis juga dikelilingi desa-desa penghasil berbagai komoditas sayur yang tak kalah elok disambangi. 

Komoditas paling terkenal di desa desa pesisir Parangtritis yang ada di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul terutama bawang merahnya. Yang oleh masyarakat Jawa disebut juga brambang.

Bulan September ini, adalah waktu yang tepat menyusuri jalan di desa pesisir Pantai Parangtritis yang tersambung dengan pantai lain seperti Pantai Parangkusumo dan Pantai Depok itu. Sebab di sepanjang jalan desa yang dilalui bakal banyak ditemui para petani sedang memanen bawang merah di areal persawahan yang terletal dibalik bukit pantai selatan itu. 

Bawang-bawang merah itu sebagian diletakkan atau ditumpuk di pinggiran jalan desa, sebelum diangkut untuk di simpan di rumah para petani atau pengepul. Jika belum dipesan, ada pula yang bisa dibeli langsung.

"Saat ini harga bawang merah sedang stabil karena panen tepat waktu dan pasokan air lancar," ujar Kepala Gabungan Kelompok Tani Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Bantul Subowo ditemui di sela panen bawang merah desa itu, 30 September 2020.

Subowo menyebut, per kilogram bawang merah itu rata rata harganya Rp 18-20 ribu. Harga yang terhitung bagus untuk para petani.

Subowo menuturkan, di masa kemarau ini sempat muncul kekhawatiran di kalangan petani panen akan molor atau gagal. Sebab Desa Tirtohargo letaknya paling ujung di Kecamatan Kretek yang pengairannya bersumber dari Bendungan Kamijoro, yang selama ini jadi sumber utama irigasi pesisir selatan. 

Karena menjadi desa paling jauh dari sumber bendungan, jatah pengairan yang diperoleh pun cukup minim yakni sekitar 7 jam per hari saja. Namun mendekati masa panen, awal September ini berkat campur tangan pemerintah kabupaten jatah air yang diberikan melimpah. 

"Selama tiga hari berturut turut non stop desa kami dapat pasokan air dari bendungan, jadi hasil panen juga bagus-bagus, segar bawang merahnya," ujarnya.

Sebagian besar warga desa pesisir, ujar Subowo memang mengandalkan komoditas bawang merah sebagai pengungkit ekonomi selain padi dan komoditas hortikultur lain seperti cabai. Karena harganya paling tinggi dan memberi banyak keuntungan.

"Musim panen ini luasan per hektar bisa menghasilkan 1,5 sampai 2 ton bawang merah, sudah cukup bagus," ujarnya.

Untuk menempuh desa desa di pesisir Parangtritis ini rutenya juga tidak sulit. Dari Kota Yogyakarta jaraknya hanya sekitar 45 menit perjalanan darat, dan terus ke selatan saja melalui Jalan Parangtritis.

Lalu persis 200 meter sebelum sampai ke pos Tempat Pembayaran Retribusi (TPR) Pantai Parangtitis, pengunjung tinggal berbelok ke arah barat dan menyusuri sepanjang jalan itu untuk menemukan surganya bawang merah di Yogya tersebut.

Advertisement banner

Baca juga:

banner
Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.