SUARAKAN.COM – Program bedah rumah yang digulirkan Pemkot Yogya secara rutin di akhir pekan diartikan oleh DPRD Kota Yogya sebagai implementasi nyata dari semangat Segoro Amarto, yakni gerakan gotong royong yang berorientasi pada kemajuan kota. Program ini diapresiasi karena kemampuannya menyelesaikan masalah perumahan tanpa bergantung pada APBD.
Ketua DPRD Kota Yogya, Wisnu Sabdono Putro, menegaskan bahwa konsistensi kehadiran dewan dalam kegiatan ini adalah bentuk dukungan penuh. Pada hari Senin (13/10), ia menjelaskan landasan finansial program yang berbasis kerelawanan ini.
“Program ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Artinya, ini adalah bentuk gotong royong baik oleh masyarakat setempat, komunitas maupun korporasi. Gotong royong lintas sektor yang didorong oleh Pak Walikota ini tentu merupakan bentuk sumbangsih nyata bagi pembangunan kota ini,” tandas Wisnu.
Dalam kegiatan terbarunya, semangat tersebut terekam saat warga bergotong royong di rumah Suharjono (Jalan Jageran) dan Hari Susetyo (Jalan Mantrijeron), menyediakan tenaga hingga material.
Wisnu mengakui adanya ribuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Yogya. Ia menilai, mengandalkan APBD yang terikat oleh berbagai persyaratan ketat hanya akan menunda penyelesaian masalah hingga puluhan tahun.
“Skema bedah rumah dengan gotong royong ini adalah solusi. Manfaatnya pun sangat besar. Rumah yang sudah layak huni maka derajat kesehatan yang menempatinya akan terjamin. Aspek psikososial sudah pasti juga akan terangkat. Harapannya warga bisa semakin produktif, dan itu butuh kepedulian kita semua,” urainya.
Ia secara eksplisit menyatakan bahwa kegiatan bedah rumah ini sejatinya adalah perwujudan langsung dari filosofi Segoro Amarto yang mencakup berbagai aspek kehidupan di Yogya.
“Wisnu mengatakan kegiatan bedah rumah sebenarnya sekaligus bentuk implementasi Segoro Amarto atau semangat gotong royong untuk Kota Yogya. Selain membantu memperbaiki tempat tinggal, dirinya juga menekankan pentingnya hunian layak dalam mendukung kesehatan keluarga,” jelasnya.
Lebih jauh, Wisnu menghubungkan hunian layak dengan masa depan generasi muda. “Kalau rumahnya layak, anak-anak juga tumbuh sehat, tidak stunting. Jadi manfaatnya bukan hanya rumah, tapi juga untuk masa depan keluarga,” ungkapnya, menekankan dampak non-fisik yang dihasilkan dari gotong royong tersebut, sekaligus mendorong korporasi melalui CSR/TSLP untuk memperkuat implementasi gandeng gendong Pemkot Yogya.