SUARAKAN.COM – Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu) tidak hanya menyelenggarakan seminar teknologi, tetapi juga merefleksikan identitasnya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mewarisi semangat pembaruan (tajdid) Muhammadiyah.
Dalam SiberMu National Seminar on Business, Technology, and Health (SINABTECH) 2025, hal ini diulas secara mendalam, khususnya dalam konteks pendirian dan operasionalisasi kampus yang sepenuhnya berbasis digital.
Epistemologi Muhammadiyah di Balik SiberMu
Mohammad Adam Jerusalem, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, menjelaskan bahwa kelahiran SiberMu adalah hasil dari integrasi tiga pendekatan epistemologis khas Muhammadiyah:
* Bayani (teks dan wahyu)
* Burhani (rasio dan sains)
* Irfani (intuisi dan pengalaman spiritual)
Ia menempatkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai terobosan signifikan dalam peta pendidikan tinggi Muhammadiyah.
Adam Jerusalem melihat SiberMu sebagai manifestasi nyata dari komitmen persyarikatan terhadap inovasi “Pendirian SiberMu merupakan hasil dari integrasi tiga pendekatan epistemologis khas Muhammadiyah: bayani, burhani, dan irfani. Ia menyebut pembelajaran jarak jauh sebagai terobosan besar yang menandai era baru dalam dunia pendidikan Muhammadiyah.”
Kehadiran SiberMu, menurutnya, adalah bukti komitmen Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan menjadi pembaharu di berbagai sektor. Ia berharap kampus ini akan terus berkembang menjadi kampus futuristik yang memanfaatkan kecerdasan buatan dalam seluruh aspek akademik.
Visi Futuristik dan Dampak Nyata
Dalam empat tahun perjalanannya, SiberMu telah menunjukkan pertumbuhan pesat, menjadi leading sector pendidikan jarak jauh di Indonesia dengan capaian lebih dari empat ribu alumni.
Rektor SiberMu, Bambang Riyanta, menekankan bahwa SINABTECH adalah bagian dari upaya SiberMu untuk mendorong diskusi mengenai masa depan yang didominasi oleh teknologi.
“SiberMu, yang merupakan satu dari 174 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), memiliki keunikan tersendiri karena sepenuhnya mengusung sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi.”
Ia juga menyoroti bahwa SiberMu secara aktif telah menjalankan program-program seperti pembelajaran coding dan artificial intelligence sebagai persiapan menghadapi gelombang perubahan teknologi.
Tuntutan Dampak dan Inovasi Berkelanjutan
Sementara itu, M. Hasan Chabibie, Staf Ahli Kemendikbudristek, memberikan konteks nasional mengenai tuntutan terhadap perguruan tinggi, termasuk SiberMu.
Ia menegaskan bahwa institusi pendidikan harus fokus pada dampak, bukan hanya publikasi ilmiah.
Hasan Chabibie memaparkan pentingnya kerangka inovasi D.U.A.T. “Perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga memastikan adanya dampak nyata—baik secara akademik, sosial, maupun ekonomi.”
Prinsip D.U.A.T. (Discover, Use, Adopt, Transform) ini selaras dengan semangat tajdid yang diemban Muhammadiyah, di mana inovasi teknologi harus mentransformasikan sosial-ekonomi bangsa. Bagi SiberMu, D.U.A.T. menjadi panduan dalam mengintegrasikan AI dan PJJ untuk menghasilkan SDM yang adaptif, kreatif, dan unggul, selaras dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.