SUARAKAN.COM – Untuk memvalidasi data dan mencari akar masalah keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG), jajaran Komisi D DPRD Kota Yogya mengunjungi SMAN 1 Yogyakarta.
Selain berdialog dengan Kepala Sekolah, Ngadiyo, pihak Komisi D juga menggali keterangan langsung dari perwakilan siswa yang sempat mengalami masalah kesehatan usai menyantap menu tersebut.
Ketua Komisi D DPRD Kota Yogya, Darini, menyebut kunjungan ini sebagai bagian dari tugas pengawasan dewan.
"Sekolah ini lokasinya juga berada di Kota Yogya. Sehingga ketika terjadi sesuatu, kami memiliki tugas untuk pengawasan. Kunjungan kali ini sekaligus untuk melakukan validasi atas kejadian yang kemarin," jelasnya.
Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiyo, memaparkan data lengkap mengenai dampak keracunan pada siswanya. Ia menjelaskan bahwa keluhan kesehatan yang dialami siswanya terjadi bukan di sekolah, melainkan saat sudah berada di rumah, dengan jeda waktu yang cukup lama.
"Sementara Kepala SMAN 1 Yogyakarta Ngadiyo, menjelaskan masalah kesehatan yang dialami siswanya terjadi saat sudah berada di rumah. Dari hasil penelurusannya, total ada 426 siswa yang mengeluhkan sakit perut dan diare pada Rabu malam, atau berselang antara 10-12 jam setelah menyantap MBG di sekolah," katanya.
Meskipun jumlah yang terdampak mencapai ratusan, kondisi kesehatan siswa disebut Ngadiyo sudah berangsur membaik. "Dari jumlah itu, pada Kamisnya terdapat 33 siswa yang tidak masuk sekolah. Sedangkan pada Jumat, hanya empat siswa yang masih tidak masuk sekolah.
Tetapi yang dua siswa tidak masuk hari ini karena persoalan lain, bukan masalah santapan MBG," rincinya. Pihak sekolah juga telah melakukan kunjungan ke rumah siswa dan memastikan kabar baik, yakni: "tidak ada satupun siswa yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit.